Suzuki adalah salah satu pabrikan sepeda motor asal Jepang yang pernah berjaya di Indonesia. Pada dekade 90-an, Suzuki bersaing sengit dengan Yamaha untuk merebut posisi kedua setelah Honda. Suzuki berhasil meluncurkan produk-produk andalan seperti Shogun, Smash, dan Satria yang diminati oleh konsumen. Namun, kejayaan Suzuki tidak bertahan lama. Sejak awal tahun 2000-an, Suzuki mulai tersisih dari persaingan pasar sepeda motor di Indonesia. Apa penyebabnya?
Salah satu faktor utama yang menyebabkan kejatuhan Suzuki adalah keterlambatan merespons keinginan pasar. Suzuki terlambat menyadari bahwa mayoritas konsumen menginginkan skuter matik yang praktis dan irit. Suzuki baru meluncurkan Spin sebagai pesaing Mio pada tahun 2006, tiga tahun setelah Yamaha. Padahal, Mio telah berhasil mengubah selera pasar dan mendominasi penjualan sepeda motor di Indonesia. Suzuki juga terlambat mengikuti tren motor sport yang digemari oleh kalangan muda. Suzuki baru merilis GSX-R150 dan GSX-S150 pada tahun 2017, sementara Honda dan Yamaha telah lebih dulu menguasai segmen ini dengan CBR150R, R15, dan Vixion.
Faktor lain yang menghambat bangkitnya Suzuki adalah lemahnya jaringan distribusi dan purna jual. Suzuki memiliki dealer dan bengkel resmi yang lebih sedikit dibandingkan dengan Honda dan Yamaha. Hal ini membuat konsumen sulit mendapatkan akses ke produk dan layanan Suzuki. Banyak dealer Suzuki yang tutup atau beralih menjual produk lain karena merugi. Suzuki juga kurang agresif dalam melakukan promosi dan menggaet konsumen baru. Suzuki jarang mengadakan acara-acara menarik seperti touring, safety riding, atau launching produk baru. Suzuki juga kurang inovatif dalam mengembangkan produk-produk baru yang sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen.
Kesimpulannya, Suzuki mengalami kemerosotan di pasar sepeda motor Indonesia karena gagal mengikuti perkembangan pasar dan persaingan. Suzuki terlambat meluncurkan produk-produk yang diminati oleh konsumen, seperti skuter matik dan motor sport. Suzuki juga memiliki jaringan distribusi dan purna jual yang lemah, serta kurang melakukan promosi dan inovasi. Suzuki perlu melakukan perbaikan dan perubahan secara menyeluruh jika ingin kembali bersaing di pasar sepeda motor Indonesia..